Antusias Siswa Dalam Kegiatan Baris Berbaris di SLB Autisma YPPA Kota Solok
Antusias
Siswa Dalam Kegiatan Baris Berbaris
di
SLB Autisma YPPA Kota Solok
Ditulis
oleh : Sherli Tanjung, S.Pd
Baris
berbaris merupakan suatu wujud latihan fisik guna menanamkan disiplin siswa,
tanggung jawab serta membentuk sikap percaya diri yang nantinya diarahkan pada
siswa dengan terbentuknya suatu sikap disiplin serta sikap yang berani, yaitu
salah satunya pada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
Anak-anak
yang terlahir dengan kondisi berkebutuhan khusus memiliki keterbatasan dalam
berbagai hal, salah satunya kesulitan untuk memahami apa yang disampaikan oleh
seseorang. Akan tetapi bukan berarti mereka tidak memiliki pemahaman yang normal, hanya saja
lambat dalam menerima pemahaman dari seseorang. Maka dari itu Guru disini harus
jeli dan Kreatif demi membangkitkan semangat siswa salah satunya dalam kegiatan
baris berbaris. Adapun tujuankegiatan dari berbaris yaitu
menumbuhkan rasa disiplin siswa, menumbuhkan rasa kebersamaan, meningkatkan
daya konsentrasi, sehingga dengan demikian senantiasa dapat mengutamakan
kepentingan tugas untuk dirinya sendiri, dan secara tak langsung juga
menanamkan rasa tanggung jawab.
Di
SLB Autisma YPPA Solok, kegiatan berbaris dilakukan setiap hari, mulai dari
pagi jam 08.00, dilanjutkan jam 10.00,
lalu kembali berbaris jam 13.00. Adapun kegiatan dalam berbaris yang dilakukan
di SLB Autisma YPPA Solok seperti:
1. Menyanyikan
lagu wajib
Dalam kegiatan ini,
guru memimpin lagu Indonesia Rya dan dilanjutkan lagu-lagu wajib lainnya oleh
siswa
2. Senam
gerak
Kegiatan ini dilakukan
bersama demi melatih kebugaran kondisi tubuh maupun kondisi fisik bagi anak
kita
3. Latihan
konsentrasi
Hal ini mencangkup pada
konsep kanan kiri, atas bawah, serta depan belakang
4. Serta
membaca almat surat dan asmaul husna
kegiatan ini dilakukan setiap hari
jum’at secara bersama-sama supaya anak-anak kita mengenal siapa Allah,
kebesaran Allah, menjauhi dari kekafiran.
Pada
kegiatan kali ini guru memberikan kegiatan latihan konsentrasi yang menarik
seperti konsep kanan kiri, konsep atas bawah serta konsep depan belakang. Kegiatan
yang dilaksanakan ini membuat anak-anak sangat antusias dalam mengikutinya, di
sini kami melibatkan pihak yang tekait yaitu guru-guru serta anak-anak yang
sudah dianggap cukup mandiri.
Dalam
kegiatan ini, guru-guru mencontohkan gerakan konsep yang akan dilakukan oleh
anak, dan apabila anak sudah paham dengan gerakan yang dilakukan gurunya, barulah
anak-anak di tuntut untuk maju melakukan latihan konsentrasi tersebut.
Jadi
dalam mengajarkan suatu konsep kepada anak-anak autis mulailah dari
kegiatan-kegiatan yang mudah dipahami. Dalam kegiatan ini anak melakukan secara
langsung, dengan melibatkan secara langsung diharapkan anak tersebut akan mudah
memahaminya, salah satunya dari kegiatan diatas. Dengan demikian, kegiatan
berbaris yang dilakukan dengan memahami konsep yang telah dilakukan saat
berbaris, anak-anak sangat antusias sekali dalam melakuknya.