Guru Mengenalkan Toilet Training pada Anak dengan Autisme di SLB Autisma YPPA Kota Solok
Guru Mengenalkan Toilet
Training pada Anak dengan Autisme
di SLB Autisma YPPA Kota Solok
Ditulis oleh : Sherli Tanjung, S.Pd
Toilet
training merupakan proses anak belajar untuk buang air kecil (BAK) dan buang
air besar (BAB) di toilet selayaknya orang dewasa. Toilet training Adalah suatu
metode belajar bagi anak untuk dapat Buang Air Besar (BAB) dan Buang Air Kecil (BAK)
di toilet secara mandiri. Untuk mengajarkan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK),
ternyata Anda membutuhkan cara tersendiri untuk mengajarkannya. Toilet training
adalah salah satu bagian dari kegiatan bina diri yang ada disekolah kami.
Kemampuan
Toilet training pada anak autis tentunya tidak sama dengan anak normal, bagi
umumnya anak normal dengan kemampuan yang sempurna secara kognitif maupun
motorik dapat dilatih sejak dini. Namun, tidak demikian dengan anak autis,
adanya gangguan yang kompleks mengakibatkan anak autis mengalami beberapa
kesulitan dalam melakukan kegiatan Toilet training sehingga dalam Troilet
training tidak dapat semudah dan secepat orang normal. Keterbatasan komunikasi
dan kognitif yang dimiliki anak autis tersebut memerlukan metode, teknik, media,
kesabaran dan waktu yang lebih lama supaya anak mampu melakukan kegiatan Toilet
training dengan baik nantinya.
Sebelum
siap masuk sekolah, anak dengan autisme perlu dilatih untuk bisa buang air di
toilet secara mandiri atau toilet training. Proses ini mungkin tak mudah , tapi
cepat atau lambat harus Anda mulai. Sebab jika si kecil sering mengompol atau
BAB di sekolah, proses adaptasinya akan terhambat. anak dengan autisme termasuk
kelompok yang paling sulit dalam toilet training. Apa penghambatnya?Kebanyakan
anak dengan autisme biasanya memiliki kesulitan dalam memahami instruksi dan
mengungkapkan kebutuhannya untuk buang air. Mereka juga biasanya punya masalah
sensorik yang membuat tidak bisa merasakan sensasi ketika akan BAK atau BAB.
Masalah sensorik juga membuat si kecil tak nyaman berada di toilet dan cemas
harus duduk di kloset WC.
Cara
Mengenalkan Toilet Training pada Anak dengan Autisme
1. Nilai
Kesiapan Anak
Toilet training untuk
anak berkebutuhan khusus harus didesain secara khusus dan diterapkan secara konsisten. Biasanya guru
akan membuat program toilet training disekolah.
2. Lakukan
Observasi
Sebelum memulai
training, perhatikan kebiasaan buang air anak. Catatlah pada pukul berapa anak
biasanya BAK dan BAB. Lakukan pencatatan harian selama dua minggu agar Anda
dapat melihat polanya.Atau dalam proses terapi, anak diajarkan untuk ke kamar
mandi sekali 10 menit atau jangka waktu tertentu, sampai anak terbiasa utk BAK
dikamar mandi, untuk BAB kalau anak kesulitan untuk paham cara mengejan PUP
terapis atau orangtua mengajarkan anak secara langsung pup di WC jongkok, dan
coba lihatkan k anak cara mengejan sampai pup keluar,dan suruh anak tiru
ekspresi mengejan yang benar.
3. Buatlah
Jadwal
Setelah memahami pola
kebiasaan BAK dan BAB si kecil, Anda bisa membuat jadwal kapan si kecil harus
ke kamar mandi. Misalnya jika biasanya ia BAB sekitar pukul 10 pagi, anak harus
mengikuti jadwal untuk stand by di kamar atau sekolah sebelum BAB berlangsung.
4. Berikan
Pujian
Setelah si kecil
menunjukkan kemajuan dalam toilet training, tentu Anda perlu memberikan pujian.
Kemajuan bisa berarti ia mau duduk lama di WC, tak lagi sulit saat diminta ke
kamar mandi, dan mampu buang air di WC. Pujian tak berarti hanya melalui lisan,
Anda bisa memberinya pelukan atau memberikan makanan favoritnya.
5. Lakukan
Secara Rutin
Tak hanya anak dengan autisme yang
harus konsisten pada jadwal, tapi Anda juga, . Lakukan secara rutin agar
terbentuk kebiasaan.